Bekam biasanya diawali dengan pemijatan atau diurut ringan pada
bagian tubuh atau titik yang dipilih. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan ketegangan, sehingga aliran darah lancar. Teknik lainnya
yaitu dengan cara kop luncur yang berguna untuk melebarkan pembuluh
darah, sehingga proses pembekaman berhasil dengan baik yaitu
mengeluarkan endapan-endapan darah, sisa-sisa metabolisme dan toksin.
PROSES PENGKOPAN
Proses selanjutnya setelah pemijatan adalah melakukan pengkopan,
yaitu suatu teknik penghisapan kulit dan jaringan otot dibawahnya dengan
pompa hisap atau menggunakan alat lainnya yang fungsinya sama. Pada
saat pengkopan ini, kulit dan jaringan otot dibuat hampa udara
(hipoksia). Keadaan hipoksia ini
menyebabkan aktifnya impuls biolistrik
pada titik-titik bekam (motor point), agar saraf-saraf pada permukaan
kulit menghantarkan rangsangan ke cornu posterior medulla
spinalis melalui saraf A delta dan C serta traktus spinothalamicus ke
arah thalamus. Thalamus kemudian meneruskan rangsangannya ke ginjal,
sehingga ginjal mengeluarkan hormone eritropoetin (EPO), dan ginjal
meneruskan rangsangannya ke sumsum tulang untuk segera memproduksi
sel-sel yang baru.
Efek lainnya yang timbul dari proses pengkopan adalah pengumpulan
darah di bawah kulit, disertai dengan melebarnya pembuluh darah dan
pori-pori kulit. Yang diharapkan dari proses ini adalah seluruh
endapan-endapan darah, sisa-sisa metabolisme (kolesterol, asam urat,
ureum, kreatinin, vitamin-vitamin yang tidak berguna) dan toksin-toksin
(karbon, pewarna, pemanis, pengawet, polusi, nikotin dan oksidan-oksidan
lain) dapat keluar dan terangkat dengan mudah.
Perangsangan pada saat di kop membuat volume aliran darah meningkat
dan mempercepat sirkulasi darah, sehingga suplai darah ke kulit menjadi
lebih baik. Efek yang ditimbulkan dari proses kop antara lain :
- Terjadinya peningkatan kerja jantung
- Terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
- Peningkatan suhu disekitar kulit
- Timbulnya rasa gatal akibat dilepaskannya histamin.
- Terjadinya anastesi local pada bendungan
Lepasnya histamine juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penyempitan bronkus.
Hati-hati proses pengkopan terhadap pasien/kasus tertentu seperti :
- Orang yang takut atau belum pernah dibekam, dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga pingsan atau bahkan koma
- Pada pasien dengan penyakit jantung atau gangguan pembuluh darah, karena terjadinya peningkatan kerja jantung, sehingga menyebabkan terjadinya syok kardiogenik
- Pada pasien-pasien dengan gagal nafas atau asma bronchial/ asma cardial karena efek dari histamine yang menyempitkan bronkus, sehingga dapat terjadi sesak nafas.
Catatan :
Titik – titik pada permukaan tubuh mengandung Kumpulan saraf, motor
neuron dan pembuluh darah mikrovaskuler. Titik ini sering disebut
sebagai “motor point” yang terletak pada perlekatan otot saraf
(neuromuscular). Titik ini banyak mengandung mitokondria, pembuluh darah
dan mioglobulin dengan warna yang lebih merah.
Jaringan disekitar titik juga banyak mengandung mast sel, kelenjar
limfe, kapiler dan venula halus, yang merupakan sel untuk pertahanan
tubuh. Ditemukan juga bundle dan pleksus saraf, sehingga titik ini
sangat sensitive dengan rangsangan bekam. Bila titik ini ditekan,
ditusuk atau dilukai (disayat), maka akan mengalirkan energi ke seluruh
tubuh bagaikan tombol listrik yang ditekan..
|
MIKROTRAUMA (PERLUKAAN RINGAN)
Proses pengkopan memerlukan waktu yang berbeda-beda sesuai dengan
kondisi pasien, sampai dirasa cukup untuk dilakukannya perlukaan ringan.
Rangsang nyeri yang terjadi pada saat perlukaan mengirimkan sensor dari
motor neuron ke thalamus untuk diteruskan melalui serabut saraf aferen
simpatis agar terjadi pelepasan ACTH, kortison, endorphin, enkefalin dan
factor humoral (hormone) lainnya. Akibat lepasnya zat-zat neurokimia
ini (endorphin) diharapkan dapat menghilangkan rasa nyeri disertai
peningkatan oksigen dan aliran darah, sehingga otot menjadi lebih rileks
dan tercapainya keseimbangan (homeostatis) tubuh serta tubuh menjadi
lebih bugar dan sehat.